Rangkaian sensor kecepatan



1. Tujuan[Kembali]

1. Memahami Prinsip Kerja Sensor Kecepatan Motor

2. Alat dan Bahan[Kembali]


1. IC NE555

Spesifikasi IC 555:
  • Tegangan masukan / Catu daya : 4.5 ∼ 15 V
  • Besaran arus untuk 5 vdc : 3 ∼ 6 mA
  • Besaran arus untuk 15 vdc : 10 ∼ 15 mA
  • Maksimum output Arus : 200 mA
  • Daya : 600 mW
  • Suhu kerja antara : 0 to 70 °C

2.  4N35 (Optocoupler)


3. LED

4. Resistor 


5. Kapasitor




3. Dasar Teori[Kembali]

Sensor kecepatan motor mengukur kecepatan rotasi dengan mendeteksi perubahan logika dari output optocoupler yang dihubungkan ke port input interface. Setiap kali output berlogika '0' atau '1', sistem dapat menghitung jumlah perubahan ini untuk menentukan kecepatan motor dalam satuan rps atau rpm.

Gambar 3.1 Rangkaian sensor kecepatan

disini contoh yang kelompok kami gunakan adalah contoh  Aplikasi Pengendali Lampu Menggunakan Sensor Cahaya Berbasis NE555 dan Optocoupler

Gambar 3.2 Rangkaian Aplikasi Pengendali Lampu


1. Sensor Cahaya (Light Dependent Resistor - LDR)

LDR (Light Dependent Resistor) adalah komponen elektronik yang resistansinya berubah sesuai dengan intensitas cahaya yang mengenainya. Pada kondisi gelap, resistansi LDR sangat tinggi (hingga beberapa megaohm), namun ketika terkena cahaya, resistansinya menurun secara signifikan (hingga beberapa kiloohm atau bahkan ohm). LDR sering digunakan dalam rangkaian detektor cahaya, seperti pengendali lampu otomatis yang dinyalakan saat malam hari dan dimatikan saat siang hari.

2. IC NE555

 komponen elektronik yang sangat populer, sederhana, dan serbaguna. Nama "IC 555" diambil dari tiga resistor dengan nilai masing-masing 5kΩ yang terdapat di dalam kemasan IC ini. Dengan ukurannya yang kecil dan harga yang relatif terjangkau, sekitar Rp.2000-Rp.5000, IC ini sering menjadi pilihan bagi para penggemar elektronik, baik sebagai komponen utama maupun sebagai komponen pendukung. IC ini dirancang oleh Hans R. Camenzind pada tahun 1970 dan diperkenalkan ke publik pada tahun 1971 oleh Signetics. Nama aslinya adalah SE555/NE555, dan dikenal sebagai "The IC Time Machine". Secara umum, IC NE555 digunakan sebagai timer dengan operasi monostable dan sebagai pulse generator dalam rangkaian astable. Selain itu, IC ini juga dapat digunakan sebagai time delay generator dan untuk sequential timing. IC NE555 memiliki 8 pin, yang masing-masing memiliki fungsi dan konfigurasi yang berbeda.

Cara Kerja:

  • Bagian trigger, berfungsi memberikan triger atau perintah ke IC 555 sebagai tanda   proses timer dimulai
  • Bagian THReshold, biasanya diberi kapasitor dan resistor variable untuk kecepatan waktu  On Off agar dapat diatur sesuai keinginan.

Fungsi Pin 
PinNamaKegunaan
1GNDGrouND (0V) , terminal negatif sumber tegangan DC.
2TRTRigger (penyulut), pulsa negatif pendek pada pin ini menyulut pewaktuan
3QOutput (keluaran), Selama pewaktuan, keluaran berada pada +VCC
4RReset, interval pewaktuan dapat disela dengan memberikan pulsa reset 0V
5CVControl Voltage memungkinkan untuk mengakses pembagi tegangan internal (2/3 VCC)
6THRTHReshold menentukan akhir pewaktuan (pewaktuan berakhir Vthr < 2/3 VCC)
7DISDIScharge disambungkan ke kondensator, dan waktu pembuangan muatan kondensator menentukan interval pewaktuan.
8V+positive supply Voltage tegangan catu positif yang harus di antara The 3 dan 15 V

3. Optocoupler

Optocoupler atau opto-isolator adalah komponen elektronik yang digunakan untuk mentransfer sinyal listrik antara dua sirkuit yang terisolasi secara optik. Ini terdiri dari LED dan fototransistor yang dipasang dalam satu paket tertutup. Ketika arus listrik mengalir melalui LED, cahaya yang dihasilkan akan menyinari fototransistor, yang kemudian mengaktifkan sirkuit output. Optocoupler sangat penting dalam melindungi komponen sensitif dari tegangan tinggi atau noise listrik yang tidak diinginkan.



4. Percobaan[Kembali]

IC NE555

  • Pin 1 (Ground): Terhubung ke ground.
  • Pin 2 (Trigger): Terhubung ke LDR dan C1. Ini adalah pin yang mengendalikan kapan IC akan menyalakan outputnya. Ketika tegangan di pin ini turun di bawah 1/3 dari VCC, output akan berubah.
  • Pin 3 (Output): Terhubung ke input dari optocoupler. Ini adalah pin yang menghasilkan sinyal output berdasarkan input dari pin 2 dan 6.
  • Pin 4 (Reset): Terhubung langsung ke VCC untuk menonaktifkan fungsi reset (IC akan bekerja normal).
  • Pin 5 (Control Voltage): Terhubung ke ground melalui kapasitor (umumnya 10nF untuk menstabilkan operasi IC).
  • Pin 6 (Threshold): Terhubung ke LDR. Ini adalah pin yang digunakan untuk menentukan kapan IC akan mematikan outputnya, jika tegangan di pin ini melebihi 2/3 dari VCC.
  • Pin 7 (Discharge): Terhubung ke ground melalui resistor (ini tidak ditampilkan pada gambar, tetapi sering digunakan dalam mode astabil).
  • Pin 8 (VCC): Terhubung ke sumber daya (VCC).

Optocoupler (4N35)

  • Pin 1 dan 2 (Input LED): Pin 1 terhubung ke output dari NE555, sementara pin 2 terhubung ke ground.
  • Pin 3 (Collector of Transistor): Terhubung ke VCC.
  • Pin 4 (Emitter of Transistor): Terhubung ke salah satu kaki dari lampu melalui koneksi ke ground.
  • Fungsi: Optocoupler digunakan untuk memisahkan secara elektris (isolasi) antara bagian kontrol (NE555) dan rangkaian beban (lampu), sehingga memberikan keamanan dan melindungi rangkaian kontrol dari tegangan tinggi yang mungkin berasal dari rangkaian beban.

5. Video Penjelasan[Kembali]






6. Download File[Kembali]

  • Download  Rangkaian Aplikasi Pengendali Lampu Klik Disini
  • Download  Rangkaian Gambar 3.1 Klik Disini
  • Download Datasheet NE555 Klik Disini
  • Download Datasheet 4N35 Klik Disini
  • Komentar

    Postingan populer dari blog ini

    Home

    Modul 1 Sistem Digital

    Op Amp Ramp Generator